create your own banner at mybannermaker.com!
Copy this code to your website to display this banner!
widgets

Monday, March 7, 2016

Gema Cahaya.

Ku lihat awan mendung nan hitam,
Berarak pantas memenuhi segenap ruangan langit dunia,
Hujan racun Sang Kuffar membasahi relung hati manusia tanpa rela,
Lalu tumbuh melata kuntuman jahiliyah di mana-mana.

Ku lihat sekumpulan manusia,
Datang menerpa tanpa diduga,
Membawa gema cahaya yang menerangi alam buana,
Pada setiap langkah juang mereka,
Menyala api semangat dan kesedaran tanpa henti,
Tatkala api ilmu terpadam sendiri,
Mereka nyalakan kembali,
Terukir di bibir zahir mereka,
Kuntuman senyum semanis halwa,
Tegar dan bugar di sepanjang jalan,
Hakikatnya,
Pada bibir jiwa mereka,
Terukir riak mencuka,
Menelan perit pahitnya derita.

Hari ini aku melihat api ilmu masih menyala,
Setelah sekian lama mereka pergi,
Api itu meliuk lentuk di tengah-tengah gelita kejahilan umat,
Sesekali kedengaran lirih suara api menyeru manusia,
Agar lekas bangkit dari mimpi ngeri dan lena panjang,
Kemas menguliti temasya jiwa mereka.

Hari ini juga aku melihat sekumpulan manusia,
Mengusung tabah raga keikhlasan,
Menabur debunga dan benih kecintaan,
Membawa angin semilir penuh keberanian,
Meniup kembali api ilmu yang hanya tinggal bara,
Menangguk mutiara Deen di tengah lautan manusia,
Tegarnya mereka menyambung rantai juang,
Berterusan menyemai kuntuman kehidupan yang meronai bunga jiwa.

Aku ingin menjadi sebahagian dari mereka,
Menjadi penerus rantai perjuangan yang sudah disambung sejak sekian lama,
Mewarisi keperitan kekasih Allah dalam menyentuh jiwa manusia,
Meronai lukisan dunia yang penuh dengan pancaroba,
Agar diriku juga terpalit sama,

Dalam meraih redha dan syafaat-Nya.